Pages

Rabu, 15 September 2010

Kiprah Pemain Berdarah Indonesia di Luar Negri

Era 70-an

Iswadi Idris (Western Suburbs, Australia, 1974-1975)

Spoiler for info:

Spoiler for artikel:

Iswadi Idris (Banda Aceh, 18 Maret 1948–Jakarta, 11 Juli 2008) adalah salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia [1]. Pemain yang dijuluki "Boncel" karena tubuhnya relatif pendek (tinggi 165 cm) ini termasuk pemain paling berbakat yang dimiliki Indonesia. Ia memperkuat timnas PSSI sebagai pemain gelandang pada era 1960-an dan 1970-an. Selama menjadi pemain, Bang Is, demikian ia akrab disapa, sangat menggemari nomor punggung 13.

Bersama dengan Sutjipto Soentoro, Abdul Kadir, dan Jacob Sihasale, dikenal dengan sebutan "kuartet tercepat di Asia" berkat kecepatan dan kelincahan mereka yang luar biasa. Iswadi juga terkenal sebagai pemain yang memiliki visi yang luas, disiplin, keras, dan berkarakter, baik di dalam maupun luar lapangan. Karena sosoknya tersebut, ia terpilih menjadi kapten timnas sejak awal 1970 sampai 1980. Tak hanya piawai di posisi gelandang, sejumlah posisi lainnya pun sempat ia lakoni selama membela timnas, mulai dari bek kanan hingga sweeper. Ia pun menjadi pelopor pemain serba bisa yang andal dalam berganti-ganti posisi sebelum diteruskan oleh Ronny Pattinasarani. Berkat kepiawaiannya tersebut Bang Is berhasil menjadi pemain Indonesia pertama yang dikontrak oleh klub asing yaitu Western Suburbs, Australia di tahun 1974-1975.

Karir lainnya adalah sebagai pelatih. Ia pernah melatih tim Perkesa Mataram atau Mataram Putra, juga timnas nasional pra-Olimpiade 1988 bersama dengan M. Basri dan Abdul Kadir yang dikenal dengan sebutan "trio Basiska".

Tahun 1994, Bang Is masuk ke dalam jajaran pengurus PSSI. Sejumlah jabatan pernah dipercayakan kepadanya mulai dari Direktur Kompetisi dan Turnamen PSSI, anggota Komisi Disiplin PSSI hingga Direktur Teknik PSSI. Terakhir ia menjabat sebagai Manajer Teknik Badan Tim Nasional serta tim monitoring bersama Risdianto dan Ronny Pattinasarani.

Iswadi Idris terakhir berdomisili di Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Ia meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/7/2008) malam, sekitar pukul 20.00 WIB, akibat terserang stroke dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.

Perjalanan karir
MBFA (1957-1961)
IM Jakarta (1961-1968, 1970-1974)
Pardedetex (1968-1970)
Western Suburbs (1974-1975)
Jayakarta (1975-1981)
Persija (1966-1980)

Spoiler for artikel lain:

Cerita tentang Dua Matahari



Surya Lesmana, Risdianto, Gunawan & Jeffrey (Mackinnon Mackenzie, Hong Kong, 1970an)

Spoiler for berita:

39/IV 30 November 1974

Kwartet Indonesia

Empat pemain Indonesia, Surya Lesmana, Risdianto, Gunawan & Jeffrey tinggal di hong kong. Bersama pemain-pemain dari malaysia & hong kong bergabung dengan klub sepak bola profesional mackinnon mackenzie.(or)

DI sebuah kamar tidur Surya Lesmana, Kisdianto, Gunawan dan Jeffrey menjamu saya makan siang. Kamarnya sempit. Lebih kurang 2« x 2« meter. Hari Sabtu 2 Nopember itu mereka bebas dari latihan sore. Gunawan sibuk melayani hidangan, Jeffrey menawarkan minuman. Sebuah meja lipat dibuka. Kamar yang telah diisi dua ranjang-susun makin sempit. "Asem deh kalau dibandingkan dengan Jakarta", kata Surya seraya mengingatkan asrama UMS di Jalan Kebun Jeruk dan Warna Agung di Jalan Jakarta. Tapi rasa sempit dan pengab tidak mengurangi suasana intim dan mesra. Asal saja kita mau memalingkan pandangan ke arah dinding yang masih tersisa. Di situ di samping ada AC, ditempeli beberapa gambar kulit majalah pop. Christine Hakim, Debby Cynthia Dewi dan Lina Sagita, masing-masing dengan pose merangsang ikut menghuni bersama mereka. Siapa untuk siapa? Mudah diterka. Tiga bujangan terdiri dari Surya, 27 tahun. Risdianto, 24 tahun dan Jeffrey, 18 tahun. Sedang Gunawan, 25 tahun, telah menikah dan keluarganya ditinggalkan di Jakarta. Ditambah dengan suara tape recorder yang mengalunkan lagu-lagu kesayangan mereka, suasana di rumah paling tidak memaksa mereka merasa kerasan.

Asal Ada Duit

Untuk mencapai Wongneichong Road nomor 95 tidak terlalu sulit. Di sini sebagian besar pemain Mackinnon Mackenzie tinggal. Mereka menempati flat A di lantai II dari gedung bertingkat 8 yang tepat berhadap-hadapan dengan gelanggang pacuan-kuda Happy Valley. Karena tetangganya juga berupa gedung bertingkat yang hampir seragam tingginya, baiklah dicatat bahwa Race Course Ma Sio -- wisma pacuan kuda -- tepat berada di ujung Broadwood Road. Pintu gerbang menuju ke apartemen mereka berjeruji besi. Kedua daun pintunya dililit rantai besi -- pas-pasan selonggar badan manusia bisa keluar-masuk. Seorang centeng India bersorban menyambut pengunjung dan membuka pintu selebar lilitan rantai. Seolah membuka kandang burung -- takut kalau-kalau yang di dalam akan menerobos keluar. "Mana ada pintu di Hongkong yang tak tertutup rapat", ujar Gunawan menjelaskan, "setiap hari ada berita perampokan sih". Enaknya sebelum menemui mereka di daerah Happy Valley -- kompleks orang-orang kaya -- angkat telepon dulu. Nomor nya 793717 (dari Kowloon putar kepala 5 dulu).

Di koloni Inggeris ini masalah tempat tinggal buat orang yang tanggung-tanggung agaknya beban yang dipikul sampai ke lubang kubur. "Tapi dalam soal makanan tidak kalah dari Jakarta", kata Risdianto mengalihkan pembicaraan karena dia tidak tahan lapar. Di meja sudah tersedia: sardencis, telur dadar dan abon, yang dipersiapkan mereka sendiri. Gado-gado, rawon dan kari-ayam dipesan dari sebuah restoran Indonesia di Hongkong dibawa Gunawan kemudian. "Apa sih yang tak ada di Hongkong", kata Surya, "asal ada duit".

Kesulitan Bahasa

Sementara kami makan siang, kesibukan lain terjadi di ruang tamu sebelah. Ruangnya 3 x 3 meter. Ada TV dan sice "milik" bersama. Sebuah lemari besar bersandar pada dinding. Kotak lacinya banyak. Di sini para pemain MM yang seasrama menyimpan sepatu dan perlengkapan lainnya. Dau di ruang ini pula dua pemilik Malaysia, Wong Men Liong, bujangan 22 tahun dan Chow Tuck Chuan, 24 tahun da isterinya, bersantap siang pula. Ikut pula bersantap siang beberapa pemain MM yang tinggal di sana. Pada waktu makan ini seolah MM terpecah menjadi dua team. Meskipun jatah makanan 16 dollar (x 80 rupiah) seorang setiap hari ditanggung fihak MM. Begitu pula sewa kamar dibayar perkumpulan.

Ditarik dari suasana di meja makan pergaulan mereka sehari-hari tidak banyak berbeda. Baik di dalam maupun di luar lapangan. Soalnya kesulitan bahasa. Tapi kedua pemain Malaysia dan beberapa pemain Hongkong asal Hoakiau nampaknya cocok juga dengan keempat pemain Indonesia. "Sebenarnya bukan soal bahasa kanton", kata Hu Kue Ken, anak kelahiran Bandung dan kini menetap di Hongkong sejak keluar dari daratan Cina. "Mereka tidak senang kok dengan pemain dari luar. Takut disaingi". Hubungan kwartet Indonesia dengan Big BCJSS Franky Chow, team manager Mackinnon, dilakukan lewat Kwok Tak Sin. Tak Sin sendiri bekas kiper Tunas Jaya dan Persija di tahun 60-an. Seperti puluhan ribu pengungsi dari RRT, ia kini menetap di Hongkong. Dia pula menjadi perantara MM mendatangkan Surya, Gunawan, Jeffrey di bulan Agustus. Kemudian Risdianto bulan berikutnya.

Mau Bilang Apa

Peranan Tak Sin amat besar. Bukan saja sebagai penghubung, tapi juga asistennya Coach Yu Cheuk Yin -- itu kiri dalam Nan Hua yang tak asing lagi bagi penggemar bola di aman Ikada. Di samping itu ia kiper inti MM. Dapat dibayangkan bila hambatan psikologis yang dialami Djamiat -- ketika ia menjadi asistennya Tony Poganik melatih pemain angkatan Tanoto misalnya -- terulang lagi pada team MM. "Segala-galanya ditentukan dia", kata Risdianto curiga. "Nasib kita sih di tangan Tak Sin", kata Gunawan yang pada bulan Oktober lalu sempat menengok istrinya di Jakarta atas ..... "campur tangan Tak Sin juga". Tapi campur tangan Tak Sin di lapangan nampaknya tidak mempan menggescr Cheuk Yin yang digambarkan sementara pemain MM "pandai sebagai pemain, belum tentu pandai dalam melatih". Apalagi diakui Tak Sin, cara melatih Chcuk Yin cuma memberi petunjuk tendang-menendang dan sambil merokok pula "Tapi kalau Boss mau pakai kita mau bilang apa?" tanya dia. Begitu pun dalam susunan kesebelasan, rupanya favoritisme berlaku juga. Veteran Kung Wah Kit, 39 tahun, bekas pemain naional Hongkong kini masih dipakai sebagai kapten dan pofos-halang MM. "Di sinilah letak kelemahan kita", kata Surya.

Mana Boleh Tahan

South China Morning Post pernah mengulas bahwa dalam musim kompetisi ini nampaknya MM belum berhasil membuat kombinasi dari kelompok pemain Indonesia, Malaysia dan Hongkong. Dalam 4 pertandingan MM kalah 3 kali seri sekali. Surya sendiri dalam pertandingan pertama sudah cedera lututnya. Sampai sekarang ia tidak pernah dipasang lagi, meskipun gajinya dibayar terus. "Soalnya masih perlu waktu", kata Tak Sin. "Pemain-pemain Indonesia dan Malaysia masih belum matang untuk menyesuaikan diri dengan permainan di sini". Chow Tuck Chuan bekas pemain nasional Malaysia asal Perak mengatakan bahwa "gaya Hongkong pendek-pendek, berbeda dengan Indonesia dan Malaysia yang suka beemain Long Passing. Rekannya, Wong Men Liong, juga bekas pemain nasional asal Perak tertawa sinis ketika ia ditanya kondisinya. "Home-sick lah", katanya, "hari-hari ini macam, mana boleh tahan". Ia mengecam Cheuk Yin dan menuduhnya "tidak senang orang asing main di sini".

Frank Chow, 43 tahun, bekas pilot Amerika dalam Perang Korea dan dulu terkenal sebagai petinju, kini sebagai pengusaha perkapalan memegang posisi penting di Makinnon Mackenzie. Satu-atu sisa kegemarannya, sepakbola, disalurkan dengan membentuk tea MM. Pada suatu jamuan malam di Restoran Indonesia di Hongkong, ia terus-terus memuji permainan anak-anak Indonesia . Mereka sangat menyenangkan", kata ChoW pada TEMPO, "dan kami sangat memperhatikan kepentingan mereka". Tapi sadar bahwa untuk membina team yang terdiri dari pelbagai pemain dengan latar-belakang sendiri-sendiri, "kami membutuhkan waktu". Ia ingin Surya sembuh sepenuhnya sebelum -- diturunkan dalam kompetisi. "Lutut itu bagian paling vital dalam sepakbola katanya. "Saya berulang kali menyatakan soal kalah atau menang itu biasa. Toh saya tidak menuntut harus menang", tambah Chow. Meskipun demikian dia memberi juga perangsang 100 dollar untuk setiap kemenangan dan 50 dollar jika seri kepada setiap pemain ia berpendapat semangat persatuan dan kesatuan mendasari kerjasama dan kekompakan team. "Karenanya saya tahu, semuanya memerlukan waktu. Memberi komentar terhadap pelatih Cheuk Yin dan beberapa pemain tua yang masih dipakai MM, Chow berkata: "Sepakbola memang bisnis. Tapi saya tidak dapat menyampingkan segi kemanusiaannya". Chow mempunyai keyakinan Mackinnon lambat-laun akan bertambah kuat. Lebih-lebih jika pemain-pemain lndonesia dan Malaysia sudah dapat menyesuaikan diri. Dan lebih-lebih, tambahnya: "Jika Kadir dan Andilala dapat bergabung dalam waktu dekat ini".

Pusat Pemain Prof

Nasib pemain lndonesia yang memperkuat MM di Hongkong nampaknya tidak sebaik nasib Lee Wai Tong, L.K. Tai dan S.K. Kong 40 tahun yang lalu. Ketika di zaman Belanda pemain Hongkong itu menggabungkan diri dengan klub UMS di Jakarta, kesebelasan biru-putih ini berhasil menjuarai kompetisi VBO. Nama mereka kini masih dikenang oeh penggemar sepakbola di sini. Lain halnya dengan Surya dan kawan-kawan, kini tidak kurang dari 45 pemain asing ikut mengadu untung di 13 klub divisi I di Hongkong. Sejak awal tahun ini Hongkong meresmikan sepakbola prof, nampaknya pemain-pemain bayaran dari Inggeris, Skotlandia Brasil, Argentina, Afrika Selatan, Malaysia dan Laos ramai-ramai mencari rezeki di koloni Ingeris ini. Meskipun mereka bukan terdiri dari pemain inti dari negara-negara mereka, kehadiran mereka paling tidak menambah dinamika kehidupan sepakbla di Hongkong (dan Kowloon). Meskipun permainan mereka belum mencapai standar profesional kelas dunia, toh kegiatan kompetisi di sana cukup laku ditonton orang. Pendapatan mereka berbeda-beda. Ke-empat pemain Indonesia menerima lebih kurang 2000 dollar (HK) sebulan, sementara kiper Chow Chee Hiong dari Malaysia konon dibayar 7000 dollar oleh klub Tung Sing. Pertengahan bulan ini penyerang-tengah Skot kenamaan Jim Forrest, ditransfer klub Rangers (HK) dari klub The Blues, Afrika Selatan. Uang transrer meliputi 4500 dollar (HK) -- suatu jumlah yang meski kecil, tapi baru pertama kali terjadi dalam soal transaksi pemain. Di Hongkong, pusat perdagangan, secara pasti sedang membentuk pusat pemain prof di Asia

sumber



Era 80-an

Ricky Yacobi (Matsushita, Jepang, 1988)

Sekedar informasi, sekarang Matsushita bernama Gamba Osaka, juara LCA tahun lalu,,
Spoiler for info:

Spoiler for info:
Spoiler for berita mengenai beliau:

Minggu, 08 April 2007
Olah Raga
Mencetak Bintang Belia


RICKY YACOBI

Lakonnya di dunia sepak bola tak pernah surut, meski sudah 16 tak tahun tak merumput sebagai pemain bola. Ia, Ricky Yacobi atau biasa disebut Ricky Yacob, tetap merindukan bau rumput lapangan dan si kulit bundar. Mimpinya cuma satu: mencetak pemain belia yang hebat.

Lihatlah Suzuki APV warna hitam yang selalu menemaninya. Di dalamnya selalu ada sepatu olahraga, bola, dan sekardus kaus bola. Itu semua untuk anak-anak yang dilatihnya saban sore.

Sore itu, seperti sore-sore lain, Ricky menghabiskan waktu dengan "pamer" kepiawaiannya mengolah bola. Ratusan anak-anak dan pelatih sekolah sepak bola terpesona melihatnya. Hari itu dia menjadi sang "suhu" untuk acara coaching clinic yang disponsori oleh Specs, produsen alat olahraga tempat Ricky bekerja.

"Rasanya puas dan menyenangkan bisa selalu melatih anak-anak bermain," kata mantan pemain nasional Indonesia pada 1980-an itu.

Sisa-sisa kecemerlangannya sebagai penyerang masih memancar dari lapangan hijau. Dulu orang menyebutnya sebagai Paul Breitner Indonesia. Gaya bicaranya dan aksi lapangannya yang lugas seperti Brietner, pemain Jerman yang mengantongi tujuh piala liga di Jerman dan Spanyol (untuk Bayern Muenchen dan Real Madrid) serta satu Piala Eropa buat Jerman pada 1970-an.

Ricky memang salah satu penyerang terbaik Indonesia. Bahkan Kurniawan Dwi Yulianto, pemain tim nasional Indonesia yang bermain pada 1995-2005, sangat mengidolakannya. Karena kehebatannya inilah klub asal Jepang, Matsushita, pun menggandengnya.

***


Di bawah sengatan matahari, di lapangan F Senayan, Jakarta, waktu seperti berlalu cepat. Ricky terus-menerus memberi instruksi untuk anak-anak bola di sekolah miliknya, Sekolah Sepak Bola Ricky Yakobi. Ia berlari dan berteriak-teriak sampai serak.

Ia tahu tak cukup satu atau dua sore untuk mencetak pemain andalan. Butuh ratusan hingga ribuan sore. Demi impiannya, mantan pemain klub Arseto Solo itu berletih-letih di sana dengan sabar.

Ia juga sadar dunia yang digelutinya bukanlah dunia yang mudah untuk menghasilkan uang. Orientasi sekolahnya bukan pada bisnis semata.

Sebagian pengurus pernah memintanya untuk mengarahkan orientasi sekolahnya kepada bisnis. Orientasi sekolah bola cuma menang turnamen. Mereka juga membatasi hanya menerima anak dari orang tua kaya. Dan bila perlu anak sekolah lain dibajak demi prestasi dan gengsi sekolah. Itu yang membuat Ricky sedih tak kepalang.

Ia pun berontak. "Ini SSB atau klub orang dewasa?" tanya Direktur Bidang Pendidikan dan Latihan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia itu. Akhirnya ia membedol sekolah bola yang berdiri di bawah payung sebuah yayasan itu. Sekarang sekolah itu dia kelola sendiri.

Di tengah godaan nafsu bisnis sekolah bola, semangat Ricky untuk mencetak bibit muda berbakat tak pernah tamat. Sekolah bola, menurut lelaki yang selalu dididik keras soal kejujuran itu, seharusnya benar-benar untuk mencetak bintang muda, terutama yang kurang mampu. Itulah mimpi yang dia wujudkan di sekolahnya.

"Sepak bola harus dibangun dengan disiplin, kerja keras, dan kejujuran," katanya. Kesimpulan itu lahir dari pengalamannya berlaga bersama klub Matsushita sepanjang 1988.

Di Negeri Sakura, sarana dan prasarana yang lengkap justru tidak membuat pemain Jepang manja. Disiplin dan kerja keras para pemain Jepang selama latihan dan bertanding sungguh, menurut dia, benar-benar tak tertandingi.

Sebenarnya setumpuk tawaran untuk melatih klub dewasa pernah datang ke mejanya. Namun, lelaki yang biasa bicara blakblakan itu tak berminat. Kondisi kompetisi dan tim-tim di liga membuatnya malas menekuni klub dewasa. "Sudah bukan rahasia kalau kemenangan masih ditentukan oleh faktor nonteknis, seperti uang dan lobi," kata pemain yang dulu di kalangan wartawan olahraga terkenal "bersih" itu.

Lantas masih adakah harapannya untuk sepak bola Indonesia? "Saya percaya. Jepang saja butuh waktu 10 tahun," kata pemain yang mengakhiri kariernya di PSIS Semarang itu. "Perjalanan kita mungkin akan sedikit lebih panjang," ujarnya sambil tersenyum dari jendela mobilnya. Suzuki APV itu pun berderu meninggalkan lapangan F Senayan. l Amal Ihsan

Berlabuh pada Olahraga

Wajah ganteng. Gerakan kaki memukau. Tendangannya juga dahsyat. Itulah pesona Ricky Yacobi di masa keemasannya pada 1980-an.

Penggila bola selalu mengenang aksi puncak Ricky pada Asian Games 1986 di Korea Selatan. Kala itu Ricky mengagetkan orang saat ia mencetak gol sewaktu melawan Uni Emirat Arab. Ia menyarangkan gol voli dengan tendangan langsung sebelum bola umpan sempat menyentuh tanah. Bola itu ia lesakkan dari sisi kiri gawang Uni Emirat Arab dalam jarak yang amat jauh. "Selain dengan tendangan jarak jauh, saya kerap mencetak gol dari kepala," katanya.

Sejak kecil, Ricky sudah jatuh cinta pada sepak bola. Nama penyerang yang lahir di Medan, Sumatera Utara, 12 Maret 1963, itu mengorbit setelah bermain di PSMS Medan dan merebut Piala Suratin.

Masa keemasan Ricky terjadi pada akhir 1980-an. Karier sepak bolanya banyak dihabiskan bersama klub Arseto Solo, BPD Jateng, dan PSIS Semarang.

Hati Ricky benar-benar berlabuh di dunia olahraga. Sampai-sampai ia pun menikahi mantan atlet dan sekarang pelatih loncat indah DKI Jakarta. Kedua putrinya, Sabihisma Arsyi dan Tri Eka Sandiri, yang saat ini sudah mahasiswi, menjadi atlet renang indah. "Medali dan piala mereka juga menumpuk di rumah," ujarnya bangga. Amal Ihsan

Sumber: website Koran Tempo


Spoiler for profil:

Nama lengkap: Ricky Yacobi
Nama panggilan: Ricky
Tempat dan tanggal lahir: Medan, 12 Maret 1963
Nama istri: Harli Ramayani
Nama anak: Sabihisma Arsyi dan Tri Eka Sandiri
Nama orang tua: Yacob dan Karlina
Alamat: Bintaro, Jakarta Selatan

Karier pemain:
Teras (1975-1980)
PSMS Medan junior (1981)
PSMS Medan senior (1981)
Arseto Solo (1982-1993)
Matsushita (1988) -- 4 penampilan, 1 gol
BPD Jateng (1993-1995)
PSIS Semarang (1993-1995)
Tim nasional Indonesia (1985-1991)

Spoiler for sumber lain:

wikipedia
wordpress




Era 90-an


Robby Darwis (Kelantan FC, Malaysia, 1990an)

Spoiler for info:

Spoiler for profile:

Name Robby Darwis
Nick Name Bima
Born Lembang 31 Oktober 1965
Wife Suci Guntari
Children Canigia Fikri Robiana, Careca Raka (alm),Ratu Najra (Bulan), Ratu Najdah (Bintang)
Father Edi Supriadi
Mother Elice Portier
Sister Raniyati
Brother Roy Darwis
Clubs Arjuna, Pesma, Isuda, Setia, Jarum,Persib, Kelantan Malaysia


Achievement:
- Won Indonesian Amateur League 3 times at 1986, 1989, and 1990
- Won Indonesian Prof League at l993
- Won Sultan Hasanah Bolkiah Cup in Brunei (1986)
- Won Sea Games in Jakarta (l987) and Sea Games Manila (l991)
- Won Golden boot as the Best Indonesian Player at l987
- As an Indonesian Legendary Player at 2007

sumberhttp://www.persib.net/squad/robby-darwis/


Spoiler for artikel lain:

wikipedia
Football Zoonerz




Kurniawan Dwi Yulianto (Luzern {Swiss} 1994-1995, FC Sarawak{Malaysia}2006-2007)


Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Tempat & Tanggal Lahir : Magelang, Indonesia. 13 Juli 1976 (32 tahun)
Tinggi : 173 cm
Posisi : Striker, Penyerang Lubang
Nomor Punggung Klub : 10
Nomor Punggung Tim Nasional : 10

Record Klub:
Klub Junior :
1993-1994 > Sampdoria Primavera(Italia)

Klub Senior :
Tahun > Klub(Asal Klub), Main(Gol). Keterangan.

1994-1995 > F.C. Lucerne(Swiss), 12(5). Beli.
1996-1999 > Pelita Jaya(Indonesia), 62(43). Beli.
1999-2001 > PSM Makassar(Indonesia), 25(13). Beli.
2001-2003 > PSPS Pekanbaru(Indonesia), 50(28). Beli.
2003-2004 > Persebaya Surabaya(Indonesia), 26(11). Beli.
2005-2006 > Persija Jakarta(Indonesia), 15(3). Beli.
2006-2007 > Sarawak F.A.(Malaysia), 5(0). Beli.
2006-2007 > PSS Sleman(Indonesia), 7(3). Beli.
2007-2008 > Persitara Jakarta Utara(Indonesia), 17(11). Beli.
2008-...... > Persisam Samarinda(Indonesia), 7(2). Beli.

Record Tim Nasional :
60 Pertandingan, 33 Gol.


sumber
thx for bro Daines


Spoiler for artikel:

KURNIAWAN: LIVE FAST, PLAY HARD
SENAYAN Player's Page



Bima Sakti (Helsingborg, Swedia, 1995-1996)

Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Tempat & Tanggal Lahir : Balikpapan, Indonesia. 23 Januari 1976 (32 tahun)
Tinggi : 176 cm
Posisi : Gelandang Tengah
Nomor Punggung Klub : 11
Nomor Punggung Tim Nasional : 11

Record Klub:
Klub Junior :
1993-1994 > Ossiana Sakti(Indonesia)
1994 > PKT Bontang Junior(Indonesia)

Klub Senior :
Tahun > Klub(Asal Klub), Main(Gol). Keterangan.

1994-1995 > PKT Bontang(Indonesia), 18(0). Promosi Dari Tim junior.
1995-1996 > Helsingborgs I.F.(Swedia), 23(6). Beli.
1997-1999 > Pelita Jaya(Indonesia), 50(7). Beli.
1999-2001 > PSM Makassar(Indonesia), 32(5). Beli.
2002-2004 > PSPS Pekan Baru(Indonesia),33(3). Beli.
2005 > Persiba Balikpapan(Indonesia),7(0). Pinjam.
2005-...... > Persema Malang(Indonesia),57(9). Beli.

Record Tim Nasional :
58 Pertandingan, 8 Gol.

sumber
thx for bro Daines


Spoiler for artikel:

SENAYAN Player's Page
Kolev Akui Kehilangan Bima
Dilibas India, Petrokimia Tersingkir






Kurnia Sandy (Sampdoria, Italia, 1996-1997)


Spoiler for info:

Spoiler for profil:

TTL: Semarang, 24 Agustus 1975
Tinggi: 178 cm
Berat: 75 kg

Karir:
1995-1996 Pelita Jaya
1996-1997 Sampdoria
1997-2000 Pelita Jaya
2001 Persikabo Bogor
2002 PSM Makassar
2003-2006 Arema Malang
2007 Persik Kediri
2008 Persebaya

Spoiler for artikel:

Wikipedia (italia)




Era 2000-an
Bambang Pamungkas (EHC Norad {Belanda}2000, Selangor FC {Malaysia}2005-2006)

Spoiler for info:

Spoiler for profil:
Tempat & Tanggal Lahir : Salatiga, Indonesia. 10 Juni 1980 (28 Tahun)
Tinggi : 171 cm
Posisi : Striker Tunggal
Nomor Punggung Klub : 20
Nomor Punggung Tim Nasional : 20

Record Klub:
Klub Junior :
1991-1998> Persija Jakarta(Indonesia)

Klub Senior :
Tahun > Klub(Asal Klub), Main(Gol). Keterangan.

1999-2000 > Persija Jakarta(Indonesia), 30(24). Promosi Dari Tim Junior.
2000-2001 > E.H.C. Norad(Belanda), 10(7). Pinjam.
2001-2004 > Persija Jakarta(Indonesia), 96(52). Ditarik Kembali.
2005-2006 > Selangor F.C.(Malaysia), 42(39). Beli.
2006-.......> Persija Jakarta(Indonesia), 47(29). Beli.

Record Tim Nasional :
64 Pertandingan, 34 Gol

sumber
thanks for bro Daines

Spoiler for artikel2:

Website Resmi
wikipedia
wikipedia indonesia
selangor fc
SENAYAN Player's Page



Rochy Putiray (Instant-Dict, Kitchee, South China AA {Hong Kong}, 2001-2005)


Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Tempat & Tanggal Lahir : Ambon, Maluku, Indonesia. 26 Juni 1970 (38 tahun) (pensiun).
Tinggi : 174 cm
Posisi : Striker, Penyerang Lubang, Sayap Kanan, Sayap Kiri, Gelandang Serang
Nomor Punggung Klub : 23
Nomor Punggung Tim Nasional : 10,20

Record Klub:
Klub Junior :
1980-1987 > Arseto Solo(Indonesia)

Klub Senior :
Tahun > Klub(Asal Klub), Main(Gol). Keterangan.

1987-1999 > Arseto Solo(Indonesia), 219(177). Promosi Dari Tim Junior.
1999-2000 > Jakarta F.C.(Indonesia), 19(15). Beli.
2000-2001 > Persija Jakarta(Indonesia), 20(10). Beli.
2001-2002 > Instant-Dict. F.C.(Hong Kong), 15(20). Beli.
2002-2004 > Kitchee F.C.(Hong Kong), 30(41). Beli.
2004-2005 > South China A.A.(Hong Kong), 25(15). Beli.
2005-2006 > PSPS Pekanbaru(Indonesia), 17(12). Beli.
2006-2007 > PSS Sleman(Indonesia), 10(4). Beli. ----Pensiun.

*kabarnya Rochy jg pernah dititip di FK Dukla Praha (Czech Republic)

Record Tim Nasional :
43 Pertandingan, 27 Gol.

sumber
thx for bro Daines

tambahan info dari bro tato_top
Quote:
Originally Posted by tato_top View Post
kalo info lengkap tentang rocky putiray gw kurang tau juga ya

tapi nih ceritanya....dulu kan timnas PSSI bikin training camp di ceko....nah sehabis training camp di ceko selesai ternyata ada 2 orang pemain Indonesia yang di titipin di klub ceko...salah satunya si Rocky Putiray..satu lagi gw lupa namanya..mereka berdua di titip selama 4-6 bulan kalo gak salah...si rocky putiray di titip di FK Dukla Praha (Czech Republic)....si rocky juga dulu sempet di trial(coba) sama klub prancis namanya AJ. Auxerre...sayang doi gagal test..
sekian dan terima kasih..huehu

Spoiler for berita2:
Dua Gol Rochi Putiray Permalukan AC Milan
Rochi Putiray Masuk Tim Pelatnas Piala Asia
SENAYAN Player's Page



Ellie Aiboy (Selangor FC, Malaysia, 2005-2006,2008)

Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Tanggal lahir: 20 April 1979 (umur 29)
Tempat lahir: Jayapura, Indonesia
Tinggi: 170 cm
Posisi bermain: Gelandang

Karir
Tahun Klub Tampil (Gol)
1997-1998 PSB Bogor
1998-1999 Persipura Jayapura
1999-2002 Semen Padang
2002-2004 Persija Jakarta
2005-2006 Selangor FC
2007 Arema Malang
2008 Selangor FC
2008-2009 PSMS Medan


Spoiler for artikel:

Hitzfeld Puji Ellie Aiboy


Ramadhani Fitriadi (Perak FC, Malaysia, 2005)
gw yakin cuman dikit yang tau tentang pemain ini
gw cuma inget ada pemain aceh yang pernah main di malaysia,,
setelah gw cari tau (melalui FM), ternyata dia cuman beberapa bulan di Perak
tahun 2005 (mungkin pertengahan), dia ke Persibat, 2006-2007 di Persibom
saat ini memperkuat PSMS Medan..
Spoiler for berita:
11/12/2004 02:40 WIB
Ramadhani ’Dipinang‘ Perak FC

BANDA ACEH - Gelandang muda Persiraja, Ramadhani, bakal bermain di Liga Malaysia untuk memperkuat Perak FC pada musim kompetisi 2005 nanti. Penegasan itu disampaikan Wakil Presiden Perak FC, Dato’ Haji Jamal Nasir bin Haji Rasdi, kepada wartawan di Banda Aceh, Jumat (10/12).

“Kami sudah menghubungi pihak Persiraja, dan juga orangtua Ramadhani. Alhamdulillah orangtuanya tidak keberatan anaknya memperkuat tim negeri Malaysia,” katanya. Rencananya Ramadhani akan bertolak hari ini ke Malaysia bersamaan dengan rombongan tim Perak FC usai mengikuti turnamen Piala Gubernur Abdullah Puteh.

Ketertarikan Perak FC terhadap pemain jebolan SSB Ban Timoh itu, sebagaimana diakui Dato’Jamal Nasir karena Ramadhani memiliki permainan yang begitu agresif. “Ia pemain bagus dan masih muda, maka kami tetarik untuk mengajaknya bergabung,” ujar Gubernur Perak itu. Direncanakan sebelum memperkuat skuad Perak FC, Dani ––panggilan akrab putra Fitnadi itu–– terlebih dahulu akan menjalani tes selama satu bulan. “Dia akan kami masukkan ke tim inti. Jika dalam pertandingan terus memperlihatkan permainan cantik, maka dia akan kami pakai terus.”

Soal berapa nilai kotrak, Dato’ Jamal menolak untuk berkomentar. “Yang penting kita akan sediakan fasilitas rumah dan gaji yang memadai, sebagaimana pemain lain,” katanya. Ia merasa yakin, apabila Ramadhani bersungguh-sungguh berlatih, maka masa depan dia sebagai pemain akan baik. Sementara itu, Ketua Pengda PSSI NAD, Zainal Abidin menyambut baik keinginan Ramadhani bermain di Liga Malaysia, karena hal itu akan membawa karirnya ke arah yang lebih baik. “Saya kira itu langkah awal bagi Ramadhani untuk meningkatkan prestasinya di sepakbola, apalagi ia bermain di salah satu tim papan atas Liga Utama Malaysia,” katanya.(aji)

sumber

Spoiler for sumber lain:

Perak FC Rekrut Pemain Aceh
Malaysian club fails to sign Bhutia



Ilham Jaya Kesuma (MPPJ Selangor, Malaysia, 2005)

Spoiler for info:

Spoiler for profil:

TTL: Palembang, 19 September 1978

Karir:
1995 PS Palembang
1996-2005 Persita
2005 MPPJ Selangor
2006-2007 Persita
2008- Persisam

Spoiler for artikel:

‘Saya Kaget Terima Dua Gelar’
Geliat Minat Malaysia pada Pemain Indonesia



Ponaryo Astaman (Melaka TMFC, Malaysia, 2006-2007)

Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Tanggal lahir: 25 September 1979
1997-1999 : Persiba Balikpapan
2000-2003 : PKT Bontang
2004-2006 : PSM Makassar
2006-2007 : Melaka TMFC
2007-2008 : Arema Malang
2008-present : Persija Jakarta


Spoiler for artikel:

Sepuluh Hal Menarik Tentang Ponaryo Astaman



Budi Sudarsono (Polis Diraja Malaysia, 2008)

Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Full name: Budi Sudarsono
Date of birth: September 19, 1979 (age 29)
Place of birth: Kediri, Indonesia
Height: 174 cm
Playing position: Midfielder or Forward

1999-00 Persebaya Surabaya
2000-01 Persija Jakarta
2001-02 Deltras Sidoarjo
2003-04 Persija Jakarta
2005-2008 Persija Jakarta
2008-2008 PDRM FA
2008-2008 Persik Kediri
2008-2009 Sriwijaya FC

[spoiler]
Budi Sudarsono Perkuat Polis Diraja Malaysia
Persik Coret Budi Sudarsono
Budi Sudarsono Perkuat Klub Malaysia


Jajang Mulyana (Boavista Sport Club, Brazil, 2008-sekarang)

Spoiler for info:
Spoiler for profil:

Nama: Jajang Mulyana
Lahir: Sumedang, 23 Oktober 1988
Posisi: striker
Tinggi/berat: 180 cm/71 kg
Klub: Boavista (Brazil)
Karir klub:
SSB UNI Bandung (usia 10 tahun)
2002 Persib Haornas
2003 Persema Junior
2004 Persib Junior
2006 Porda Cianjur
2006-2008 Pelita Jaya
2008- Boavista (Brazil)

Spoiler for artikel:

Local Star Heads for Football’s Mecca
Jajang & Riyandi Dikontrak Boavista
Jajang Bertekad Tampil Di Tim Senior Boavista
Diincar Tim Brasil, Jajang Makin Pede
Jajang Targetkan Masuk Tim Inti Boavista

Spoiler for layak diliat:

bagi yang ga percaya jajang nyetak gol di musim 2008, klik disini, ctrl+f jajang walau cuman 1 gol sih,,
klasemen
topskor 2009 (pas gw ngetik ini dia belom bikin gol)


kalo ada yang punya berita tentang kiprah dia tahun ini, bagi2 ya


Riyandi Ramadhanaputra (Boavista Sport Club, Brazil, 2008-sekarang)


Spoiler for info:
Spoiler for profil:
Tanggal Lahir: 2 April 1991

*yang punya profilnya bagi2 ya

Spoiler for artikel:

Riyandi enjoys Brazilian venture
Pelita Jaya Kirim Tiga Pemain ke Brasil


Pemain Blasteran

Serginho van Dijk (FC Groningen, Helmond Sport,FC Emmen {Belanda}; Queensland Roar 1999-)

Spoiler for info:
Spoiler for profil:
Full Name :Serginho van Dijk
Birth Date: August 6, 1982
Birth Place: Assen
Height: 1.85m
Weight: 88 kg
Age :26
Position: Forward
Squad #: 9

Games: 21; Goals: 12; assist:4

*sumber:espn
career:
1999 FC Groningen; 2 apps (1 goal)
2000 FC Groningen; 0 (0)
2001 FC Groningen; 0 (0)
2002 Helmond Sport; 23 (0)
2003 Helmond Sport; 32 (9)
2004 Helmond Sport; 27 (4)
2005 FC Emmen; 38 (18)
2006 FC Emmen; 37 (12)
2007 FC Emmen; 35 (10)
2008 Queensland Roar; 21 (12)

*pertandingan liga aja,,
sumber: FM

Spoiler for youtube:
Super Goal Sergio van Dijk
Sergio van dijk, 10 goals, 1 match
Sergio van Dijk Compilation
Sergio Van Dijk Compilation II


Spoiler for artikel:

GOAL.com
HEBOH: Pemain Liga Australia Ingin Bela Timnas Indonesia
Gabunglah Bersama GOAL.com Untuk Mendatangkan Irfan Bachdim & Sergio Van Dijk Ke Timnas Indonesia
Terkait Kampanye GOAL.com, Teman-Teman Media Ikut Mendukung
SUPER EKSKLUSIF Sergio Van Dijk: Impian Saya Pada Debut Indonesia Adalah Membobol Gawang Manchester United
FOKUS: Irfan-Sergio Harus Pilih Kewarganegaraan!
BTN Tantang Sergio
Kampanye GOAL.com Sukses, PSSI Beri Lampu Hijau Untuk Irfan & Sergio
Perjuangan GOAL.com Berlanjut: Sergio Van Dijk Bersedia Ke Jakarta Setelah 15 Maret
CATATAN Nasional: Kedatangan Irfan & Sergio Adalah Jalan Kemenangan Sepakbola Indonesia!

other:
Sergio van Dijk making his mark with Queensland Roar
Sharp shooting Sergio van Dijk's secret career
Queensland Roar striker Sergio Van Dijk hopes hat-trick will silence critics



Radja Nainggolan (Germinal Beeschot [youth club] (Belgia), Piacenza (Italia) 2005-)


Spoiler for info:

Spoiler for profil:

Radja Nainggolan
Umur 20 years
Lahir 04 Mei 1988 di Antwerp, Belgia
Klub: Piacenza
Posisi: Gelandang
Tinggi: 175cm Berat: 65 kg

karir:
2005-2006 Piacenza 1 apps (0 goals)
2006-2007 Piacenza 1 (0)
2007-2008 Piacenza 8 (0)
2008-2009 Piacenza 21 (1)


Spoiler for artikel:


Spoiler for wawancara dgn Marianus Nainggolan:

Cerita Marianus Nainggolan
Keinginan Radja untuk Indonesia

Usaha untuk menghubungi ayah Radja Nainggolan, pemain berdarah Indonesia yang berlaga di tim Primavera Piacenza, akhirnya membuahkan hasil. Marianus Nainggolan, ayah Radja, mengontak BOLA, Senin (27/3).

Marianus kini tinggal di Jimbaran, Bali. Ia berpisah dengan istrinya, Lizi Bogaerts, sejak Radja berusia enam tahun. Yang unik, Radja ternyata memiliki saudara kembar wanita bernama Riani.

“Yang saya tahu saat ini Riani juga bermain sepakbola. Sepertinya ia masuk timnas putri Belgia. Darah sepakbola saya mengalir pada mereka,?kata Marianus (45).

Saat ditemui BOLA, pria yang membuka usaha Furniture Oki Roat di Kerobokan, Kuta, ini memperlihatkan foto-foto masa kecil Radja dan Riana.

“Hanya ini foto-foto mereka yang saya miliki. Setelah berpisah dengan ibu mereka, hingga saat ini saya tidak pernah ke sana lagi. Kami hanya kangen-kangenan lewat e-mail dan telepon,?ungkap Marianus.

Dari hasil percakapan dengan sang anak, Marianus sempat menangkap sebersit keinginan Radja untuk Indonesia. “Ia pernah bilang mau bermain untuk tim nasional Indonesia. Syukurlah kalau ia tak melupakan asal-usulnya,?cerita Marianus.

“Ayah yang mengenalkan sepakbola. Semasa saya berumur empat tahun, ayah mengajak bermain sepakbola. Saya berjanji padanya untuk bisa jadi pemain besar,?ucap Radja dalam e-mail.

Marianus mengaku sempat mengenal Noval Bachdim, ayah pemain berdarah Indonesia lainnya yang bermain di tim junior Utrecht (Belanda), Irfan Bachdim. “Rasanya saya kenal. Semasa tinggal di Belgia dulu ada komunitas warga Indonesia di Belanda-Belgia,?sebut Marianus.

Sebuah keuntungan buat timnas Indonesia jika pemain seperti Radja dan Irfan akhirnya bisa membela tim Merah-Putih. “Rencananya dia akan datang Juli nanti. Kami akan diskusikan soal kewarganegaraan. Anak di atas umur 18 tahun sudah boleh menentukan kewarganegaraan sendiri,"tutur Marianus. (yan/win)

sumber: tabloid BOLA, klo ga salah taun 2006

SUPER EKSKLUSIF - Radja Nainggolan: Belgia Dulu, Indonesia...?
Nainggolan Twins Lega Akhirnya Bertemu Papa

Tidak ada komentar: