Pages

Kamis, 08 Juli 2010

Giovani van Bronckhorst: "Nanti So Retire ke Maluku."

TEMPO Interaktif, Pada 1996, seorang sahabat saya, Murtianto, berniat mewawancarai Giovanni van Bronckhorst di Rotterdam. Bronckhorst adalah kapten tim Belanda yang akan memimpin rekan-rekannya menghadapi Slovakia dalam babak 16 besar Piala Dunia 2010 hari ini. Empat belas tahun lalu itu, Bronckhorst masih membela klub Feyenoord di Divisi Utama Liga Belanda atau yang lebih terkenal dengan sebutan Eredivisie.

Sahabat saya itu berjumpa dengan Bronckhorst saat mau latihan siang sekitar pukul 11.00 waktu Rotterdam. Ketika dia dipanggil Giovanni dan mengatakan dari Jakarta, Indonesia, pemain yang telah membela tim nasional Oranye 101 kali itu menunjukkan rasa hormat, menghampiri, dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Ketika ditanya mau wawancara, dia menjawab dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata, "Tunggu pukul dua setengah di hotel, yah."

Pemain yang mengantar Barcelona menjuarai Liga Champions 2006 itu memenuhi janjinya untuk menemui sahabat saya di Hotel Centrale Rotterdam dengan mengendarai mobil opel warna merah, sama dengan mobil pemain Feyenoord lainnya waktu itu. "Bisa bahasa sedikit," katanya dalam pertemuan di lobi hotel. Bahasa yang ia maksud adalah bahasa Indonesia. Ketika ditawari minuman sejenis bir, gelandang bertahan yang kemudian lebih banyak bermain sebagai bek kiri itu menjawab dengan bahasa campuran: "Saya tidak minum beer because on season."

Bronckhorst mengaku kakeknya, Lillipaly, dari Maluku. Ia mengatakan sebenarnya mau ke Maluku kalau pas libur kompetisi, tapi kenyataannya lebih sering beristirahat di Amerika Serikat. "Nanti so retire ke Maluku," katanya. Dia mengaku selalu datang ke acara berbau Maluku di Belanda. "Saya senang Masnait Group," katanya. "Saya senang Maluku!" ia melanjutkan.

Dalam pembicaraan tempo dulu itu, Bronckhorst menegaskan bahwa sebagai pemain sepak bola profesional, ia harus tidur teratur dan tak boleh larut malam, tak boleh minum beer saat season, tapi suka dengan pakaian-pakaian bermerek.

Kutipan kisah 14 tahun lalu itu menegaskan status keturunan Indonesia yang dilekatkan pada status mantan bintang Glasgow Ranger, Arsenal, dan Barca itu dalam situs Wikipedia. Media Sydney Morning Herald pun baru-baru ini menyajikan liputan tentang keterkaitan suporter sepak bola Indonesia dengan Piala Dunia, terutama dengan suporter di Ambon, Maluku. Pasalnya, ada tiga pemain Belanda berdarah Maluku, yaitu Bronckhorst, bek tengah John Heitinga, yang musim lalu sering kita lihat di tayangan televisi saat membela Everton, serta gelandang Demy de Zeeuw.

Kisah tentang sosok Bronckhorst yang simpatik itu juga menguatkan komentar pelatih Belanda di Piala Dunia 2010, Bert van Marwijk, pada 22 Juni lalu bahwa mantan pemainnya di Feyenoord itu adalah kapten yang sangat baik. "Ia bukan seseorang yang suka berlagak bos di atas rekan-rekannya yang lain dan asal teriak-teriak di lapangan. Ia seseorang yang sangat sopan yang menghormati seluruh pemain lain dan itu sangat penting," kata Marwijk dalam Inside Futbol.

Belanda yang favorit itu bisa kalah oleh Slovakia. Tapi Bronckhorst yang kini berusia 35 tahun telah menorehkan prestasi bagus dalam kariernya. Ia bergabung dengan Edwin van der Sar, Frank de Boer, dan Phillip Cocu sebagai empat main yang berhasil memperkuat skuad Oranye 100 kali. Pemain yang kini kembali membela Feyenoord itu sudah memutuskan akan pensiun seusai Piala Dunia 2010. Jika itu terjadi, ia bisa memenuhi janjinya untuk menelusuri asal-usulnya di Maluku.

Tidak ada komentar: